Buku Neng Ning Nung Nang: Jalan Menyingkap Kebenaran Sejati

Apa pernah terlintas di benak kamu tentang Tuhan itu sebetulnya apa? Itu merupakan salah satu keresahan manusia di dunia modern saat ini.

Di tengah krisis makna dan kegelisahan yang dihadapi oleh manusia modem tersebut, sebenarnya ajaran flosofi Jawa Kuna yang diwariskan para leluhur menyimpan jawaban yang mendalam.

Konsep-konsep agung mulai dari Neng Ning Nung Nang, Suwung, Sastrajendra, Sangkan Paraning Dumadi, hingga Jumbuh Kawula Gusti ialah kunci untuk ke arah transformasi diri dan kehidupan yang lebih bermakna, Namun, ajaran luhur ini semakin kabur di tengah era saat ini.

Setyo Hajar Dewantoro menulis buku berjudul Neng Ning Nung Nang, Filosofi Jawa Kuna yang Menjawab Keresahan Manusia Modern, yang diluncurkan Sabtu (27/9) dalam rangkaian acara Indonesia international Book Fair 2025, yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat.

Buku ini lahir untuk menghadirkan kembali inti kebijaksanaan lawa Kuna dalam wujud yang sederhana namun mendalam. Melalui buku ini, Setyo yang merupakan seorang praktisi mindfulness mengajak pembaca tidak hanya memahami, tetapi juga menghidupi dan merasakan ajaran leluhur secara nyata.

“Buku ini menjelaskan tentang filosofi Jawa kuna. Filosofi tentang kesemestaan tentang Tuhan, tentang psikologi atau jiwa manusia, tentang ekologi jagaimana kita berhubungan dengan alam, bahkan menyingkap beberapa mitologi vung nidua di Tanah Jawa, kata Setyo, usai peluncuran buku Neng Ning Neng Nang.

“Nah, kenapa dikasih judul Nang Ning Nung Nang, karena memang ini basis filosofis ya, tentang sikap hidup yang dimulai dengan melatih badan, melatih pikiran supaya tenang, supaya anteng gitu va, yang itu akan membuat kita nanti betul-betul menyingkap rahasia Tuban, menyingkap rahasia jiwa kita, menemukan kebenaran sejati,” sambungnya.

Buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa pun termasuk generasi muda. “Buat anak-anak muda yang pikirannya terbuka, yang tidak lagi percaya sembarang percaya,” ungkap Setyo.

Tak hanya itu, buku ini juga bisa dibaca oleh pemeluk agama apa pun. “Ini kebenaran universal. Bersyukur atas segala tarikan dan embusan nafas. Bersyukur kepada yang memberi kehidupan, itu bertentangan dengan ajaran agama apa?” ujar Setyo yang mengungkapkan konsep penting ajaran Jawa ialah mengucapkan terima kasih pada Tuhan.

Sumber: https://mediaindonesia.com/weekend/815211/buku-neng-ning-nung-nang-jalan-menyingkap-kebenaran-sejati#google_vignette

Nike Amalia Sari – Media Indonesia

Share:

You may also like